Coret Moret

Sajak Koruptif

07:18

Entah harus bicara apa soal korupsi
Tak ada romantisme menggalau
Cuma rasa jijik, muak sejurus dengan makian
Ah, ada pula seringai senyum munafik
Tipu-tipu wajah topeng

Entah harus bicara apa soal korupsi
Ia ada di mana-mana, setiap saat berdenyut
Mengurita bersama kolusi dan nepotisme
Uang, umur, waktu semua jadi santapannya
Lihai betul mereka

Coret Moret

Sajak Singkat (6)

08:50

... Rasanya seperti bisu, tak punya nada 

Hendak berucap, tak sepatah katapun terucap
Aku hanya ingin bertutur tentang cerita
Ini sederhana, namun tetap berujung senyap...

Jepret

Cerita Kecil Jembatan Gantung di Sindang

09:25

Aku memutuskan untuk mengambil jalur alternatif di Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar. Semoga tidak lupa jalan tembus ke wilayah Kecamatan Bojongsari itu. Sudah lama sekali tak melalui jalur tersebut. Meski sempat merasa hampir tersesat, jalurnya tak salah juga.

Selain menikmati alam yang tidak umum; ya lantaran tidak berhadapan dengan jalan beraspal dan bising mesin menderu dan memperpendek jarak, tujuan utama lainnya ialah menikmati suasana bergoyang-goyang di jembatan gantung di Desa Sindang, Kecamatan Mrebet.

Inilah, sebuah cerita kecil di pojok desa, yang bisa saja tidak banyak manusia Kota Perwira mengenalnya bahkan datang ke sana. Cerita ini dipotret pada Minggu (24/11).

Suasana segar langsung menyergap, sekalipun mentari begitu kokoh bersinar. Ini pemandangan asri wilayah Desa Sindang, yang berdekatan dengan Desa Banjaran, Bojongsari dan Desa Slinga, Kaligondang. Tampak jelas Bendungan Slinga, yang nilainya Rp 47 miliar.

Coret Moret

Sajak Lalu Apa

09:13

Lalu aku harus apa lagi
Apa aku harus menghardik Tuhan lantaran keisengan yang dibuatnya
Kita bersua, dengan sulitnya
Saat berjumpa pada titik rasa yang sama, saat itu kita terberai

“Esok, takdir akan menempatkanmu di tengah keluarga yang penuh kedamaian namun takdir akan mengirimku ke dunia penuh perjuangan dan peperangan”

Coret Moret

Sajak Huruf

16:59

Kepada siapa menjejalkan huruf-huruf itu? (ilustrasi)
Akan kupaksa huruf-huruf itu berjejal
Sekalipun menjadi tak runtut, tak apa
Biar dari sana terceritakan betapa bisunya senja
Kebisuan karena minder melihat senyum di dagumu


Akan kupaksa huruf-huruf itu berjejal
Membuat diorama indah tanpa meragu
Agar dunia tak mencaci aku terjebak
Menganggap aku tolol, terbius imajimu

Sobekan Kertas

Sebuah Pesan di Pelukan Cakrawala

17:07

coretan di dinding Taman Kota Purbalingga (ilustrasi)
Malam menyambut, ketika pria kurus itu memalingkan perhatian dari  layar monitor komputer di mukanya. Ia menggengam handphone, yang telah terletak berserak karena kesibukannya. Sore itu ia sangat lelah sudah mencoba menjadi pria dengan pendapatan mumpuni.

Sobekan Kertas

Malam Jingga di Rongga Hati

12:45

Lampu bulat berkekuatan 10 Watt masih menggantung di tengah kamar. Sinar jingga yang ditebarkannya masih menghiasi seluruh pojok kamar. Hanya sela yang tertutup yang gelap. Seolah, lampu usang itu berupaya menyaingi kegagahan mentari.

"Aku akan mengingatmu seperti benih mengingat gandum dan seperti seorang gembala mengingat padang rumput dan sungai indah." Tulisan bertinta biru dan penuh kerlip bling-bling itu dibacanya. Untaian kata penuh rasa itu dibacanya berulang-ulang dari diary.

Jepret

Purbalingga di Sore Hari, Oh Ternyata....

09:52

Selasa (13/11) sore, aku menguatkan tekat untuk mewujudkan harapan bersepeda sore hari. Dengan menggunakan sepeda kuno kebanggaan, aku berkeliling Purbalingga. Sekalipun sendirian, itu tak soal. Aku mencoba menikmati apa yang ada dan dapat aku lihat.

Ternyata banyak hal yang terjadi di Purbalingga. Dinamika deru kendaraan hingga berpacunya ribuan tenaga kerja pabrik, yang mayoritas perempuan untuk segera mendekap kasih sayang rumah. Dengan ini cerita dalam potret coba disampaikan. Yeah....

Roda Valuas mulai bergulir, Selasa (13/11) sore ke Alun-alun Purbalingga. Saat senja, pusat kota itu selalu saja ramai. Ada yang sekadar duduk-duduk, ada pula yang memburu waktu menuju peraduan. Pikuk di Purbalinggga itu kian menguat ketika akhir pekan. Masjid Agung Darussalam menjadi paronama sendiri di tengah kekakuan kota.

Coret Moret

Sajak Singkat (5)

18:08

.... Aku terjebak dalam kata-kata indah, ini buruk.
Keterjebakan itu menyeretku dalam keterpakuan, tak kreatif.
Dulu, kata aksara begitu mudah tak beda kata terucap
Ini buruk, sungguh. Tak beda berita di televisi....

Catatan Kecil Hari ini

#66

18:15

Mewawancarai Gubernur Bibit Waluyo di Purbalingga, beberapa bulan lalu.
Belakangan, aku kembali teringat dengan pertanyaan mantan Kepala Biro Suara Banyumas Suara Merdeka, Sigit Harsanto. "Apa kamu yakin dengan jalan di dunia jurnalistik," begitu kira-kira pertanyaannya. Saat itu, di Baturraden, ia menanyakan hal itu kepada wartawan muda di koran perekat komunitas Jawa Tengah.

Coret Moret

Sajak Singkat (4)

13:25

... Aku memang tolol. Tak mampu memahamimu, hatimu
Di situ akar soal yang akhirnya kau sebut dengan tak sabar
Hingga pada sore, aku tahu aku terjebak
Aku tak berkutik, sambil meratap...

Catatan Kecil Hari ini

#65

11:14

Saya pernah berpikir begini, bagaimana kalau saya menceritakan semua hal yang ada di otak dan hati saya kepada orang lain. Biar semua orang tahu apa yang sebenarnya saya pikirkan, dibanding memilih untuk menghakimi saya cuma berdasar kemasan yang saya tunjukan.

Coret Moret

Sajak Singkat (3)

09:54

.... Tidak ada kegundahan sebenarnya, di relung rasa
Yang ada cuma kekecewaan, mungkin begitu
Tak tergapai, meski selalu mengintip
Melupa itu memang tak mudah, lupa ingatan sangat ingin
Semua itu tentang cerita senyap antara aku dan kau....

Coret Moret

Sajak Singkat (2)

08:24

... Melirik semburat layu mentari seraya membidik asa di ujung jalan. 

Namun, memang tak pernah ada romantisme di bibir gugatan, 
apalagi pengertian. 
Tercengkram oleh hantu menyedihkan; 
kian didekati kian tak tersentuh....

Coret Moret

Sajak Singkat (1)

08:23

... Kepada senja, perkenankan mencuri rasa yang terselip di antara detik menuju malam.
Kepada senja, bolehlah barang sejenak menemui bayang samar,
yang mulai suka mengintip di relung waktu.
Meski entah ini dosa, salah atau tak tahu diri....

Coret Moret

Sajak Malam Rumit

21:39

Maka daripada itu, malam ini sungguh rumit

Ada banyak pikiran yang mengusik
Dari segala arah, ini dan itu, rasanya menghimpit
Bukan karena buruknya, tapi karena saking baik
Ide baik, dihadang masalah duit dan pengalaman

Maka daripada itu, malam ini sungguh rumit
Ada banyak perempuan yang memainkanku dengan bayangnya
Seakan mengundang berbicara dengan wajahnya yang berkelebat
Senyum, tatapan dan kata-katanya berlarian, meski entah dimana
Kalau soal mereka, aku tak tahu ini baik atau tidak

Coret Moret

Sajak Meracau

00:14

Ingin meracau

Di saat malam, lagu dan asap rokok tak sinkron
Biar kian kacau, menggalau
Biar malam juga tak cuma bikin orang galau
Tapi juga  gundah, besok mentari menyingkirkannya

Ingin meracau
Bilamana deru mesin tak enak melesat di telinga
Agar mesin itu tak menderu dengan ritme stagnan
Supaya kipas kecil itu tak bergerak monoton
Di luar on the track juga indah

Coret Moret

Sajak Pagi Ini

07:05

Pura-pura tidak ingat siapa diri sendiri
Di pagi semacam ini, aku akan membangun semangat
Dengan pura-pura merasa tak ada yang gaduh di kota ini
Kegaduhan karena deru mesin kendaraan roda dua para pekerja dan siswa
Yang saling beradu keras, beradu cepat jadi raja jalanan

Di pagi semacam ini, aku akan membangun semangat
Dengan pura-pura lupa pemerintah pernah menyebut sepeda motor sebagai simbol kesejahteraan
Seperti presiden negera ini yang merasa gagah di depan IMF, seolah lupa bunga utang
Hah, sejahtera macam apa bila utang meraja di kantong

Coret Moret

Sajak Berpuisi

09:53

Aku ingin berpuisi

Meski dalam balur kata yang tak indah
Meski tak ada romantisme

Aku ingin berpuisi
Menuturkan segala tentangmu
Dari A sampai Z

Catatan Kecil Hari ini

#64

20:51

Salah satu kaus kaki belang andalan terbaru. Pemberian ibu.
Tanpa disadari, seluruh kaus kakiku bermotif sama; belang-belang. Dengan rentang belang yang berbeda satu sama lain. Dengan warna belang-belang yang berbeda satu sama lain. Dengan jumlah belang yang berbeda satu sama lain. Semuanya serupa dalam motif; belang-belang.

Sebenarnya, sama sekali tak pernah ada niatan khusus untuk mengoleksi belang di pembungkus kaki itu. Mulanya, sekedar beli lantaran kaus kaki yang aku punya sudah lusuh dan sudah berminggu-minggu tak pernah berendam bersama busa-busa detergen. Sesederhana itu.

Catatan Kecil Hari ini

#63

19:37

Tidak bekerja memiliki banyak arti, memang. Termasuk buat aku. Tidak bekerja bisa berarti tidak memiliki beban menuntaskan pekerjaan di tengah rutinitas. Tidak bekerja bisa berarti bisa bersantai ria, rekreasi kemana kita suka. Singkatnya, tidak bekerja bisa berarti santai.

Itu yang aku rasakan. Terutama,dalam tiga hari melewatkan masa bersantai tidak bekerja. Bisa ke Cilacap, Purwokerto dan keliling Purbalingga di jam-jam dimana aku biasanya melewatkan waktu di meja kerja. Jeda di tengah rutinitas sungguh menyenangkan. Bisa berbincang ngalor-ngidul tanpa merasa terbatas waktu.

Catatan Kecil Hari ini

#62

11:54

Secara resmi, Senin ini ialah hari pertama aku cuti. Setelah dua tahun bekerja, akhirnya mendapatkan hak untuk "berlibur" dari pekerjaan selama empat hari. Sekalipun tak sepanjang yang lain, yakni sepekan, tak soal. Toh, itu sudah lebih dari cukup. Buatku.

Namun, ternyata melalui masa cuti tak mudah. Terlebih tidak terencana. Harus aku akui itu. Hari pertama, seluruh ide lenyap. Gagasan brilian untuk ke Yogyakarta membedah konsep one day tour di Kota Gudeg kandas sudah. 

Catatan Kecil Hari ini

#61

20:55

Berani. Begitu kata Pramodya Anata Toer saat ditanya; apa modal menulis. Keberanian menjadi pondasi penting dalam menelurkan ide-ide melalui untaian aksara. Di luar itu, terus-menerus menulis adalah cara terampuh mengasah kemampuan.

Dalam sebuah perbincangan yang tertera di buku Pram Melawan, orang yang sudah bolak-balik mengalami pengasingan itu menjelaskan, sebab, ketika karya sudah jadi, maka yang dihadapi seorang penulis itu ribuan orang. Karya tulisan itu anak rohani sang penulis.

Catatan Kecil Hari ini

#60

11:19

Mari berbicara soal "suatu ketika". Berbincang tentang sebuah keadaan yang belum pernah kita alami atau malah sama sakali tak terbayangkan. Sebab, mungkin dari sana kita bakal tahu, sejauh mana kita ini sebenarnya sudah melangkah.

Menurutku, membangun imaji tentang keadaan dimana kita berada di jaman "suatu ketika" bisa menjadi semacam bumbu asin di tengah sayuran kesukaan. Singkatnya, tidak berimajinasi mengenai hal itu sama saja membuat hidup tidak bisa serta merta menjadi enjoy aja.

#59

16:20

Jumat ini, aku terbangun saat Balotelli sudah membikin Italy tampak digdaya disandingkan Jerman. Aksi young gun Der Panser pun tak banyak berbuah meski aku sudah melewatkan 45 menit untuk menatap televisi. Praktis cuma ada aksi Oezil yang menipu Gigi Buffon.


Selepas kembali menutup mata, aku beranjak dari kasur lantas mencoba menyongsong hari. Asanya sederhana saja, bisa melewati hari jauh lebih baik dibanding hari yang sebelumnya. Namun, jalan panjang Bobotsari-Purbalingga sama sekali tak merubah takdir.

Catatan Kecil Hari ini

#58

16:48

Belakangan, banyak ide yang terus berhamburan. Dan, saya kian menggila setiap saat. Ide ini dan itu saling bertabrukan. Pun demikian dengan berbagai alasan, yang seolah-olah selalu saja bisa muncul saat diri ini mulai tergerak melakukan sesuatu. Sampai-sampai saya mencoba memeranginya.

Sampai suatu ketika saya sadar bahwasanya bukan alasan itu yang saya perlu kalahkan dan perangi. Melainkan diri sendiri dan pikiran-pikiran yang tak perlu. Memang begitu. [Entah sudah berapa kali berucap semacam ini. Entah berapa kali memungkirinya sendiri]

Catatan Kecil Hari ini

#57

23:00

Sudah Juni. Bahkan sudah masuk di pertengahan di bulan ke enam di tahun masehi. Meski baru sembolan hari di Juni, sejatinya, banyak yang aku dialami di sejumlah aspek kehidupanku. Dengan berbagai rasa yang kerap campur aduk bahkan bertubrukan, tentu.

Karena itu, sebenarnya, banyak ingin diceritakan. Terlebih lewat tulisan. Tapi, seperti sebelum-sebelumnya, ide dan cerita yang menyeruak itu tak pernah mampu dieksekusi. Selalu ada alasan. Ini dan itu. Yang benar-benar alasan, yang cuma mengada-ada.

Sobekan Kertas

Catatan Diskusi Plasma (2): Tenaga Kerja Anak

16:01

Kepala Dinsosnakertrans Purbalingga, Ngudiarto menuturkan pihaknya
tengah berupaya adanya pendataan plasma dan tenaga kerja di sana.
Kemudian, diskusi tentang plasma dan investasi asing mulai merambah dampak dunia pendidikan dan sosial masyarakat di Purbalingga. Peserta diskusi menyinggung tentang banyaknya anak-anak yang tidak sekolah, namun bekerja.


Sementara peserta diskusi yang lainnya, menyenggol masalah keluarga. Dalam argumentasi yang singkat, mereka memandang, banyaknya pabrik dan plasma yang memproduksi rambut dan bulu mata palsu membuat banyak anak-anak kehilangan kasih sayang orang tua dan angka perceraian juga meningkat.

Sobekan Kertas

Catatan Diskusi Plasma: Mereka Sejahtera

17:27

Kepala Dinsosnakertrans Purbalingga, Ngudiarto mengklaim, keberadaan 

investasi asing di Kota Perwira lebih banyak membahwa berkah positif 

dibanding dampak negatif. Kesejahteraan masyarakat dinilai meningkat. 
Dulu, mereka kerja memakai sepeda, ada juga yang cuma jalan kaki. Sekarang di pagi hari dan sore hari, jalan macet, karena sepeda motor. Meski belinya kredit, jelas ada peningkatan kesejahteraan (di kalangan buruh Kabupaten Purbalingga)

Kalimat tersebut meluncur dari Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnosnakertrans) Purbalingga, Ngudiarto saat jadi pembicara diskusi tentang plasma dan investasi asing di Kota Perwira, Rabu (23/5) di Gedung Yustisia III Lantai 2 Fakultas Hukum Unsoed Purwokerto.

Coret Moret

Sajak Takut

19:02

Dian, mendadak aku takut

Aku takut dengan masa depan; aku dan kamu
Ini bukan soal hubungan kita, tapi soal bagaimana kita melewatinya
Tentang jalan hidup seorang lulusan SMA biasa dan lulusan SMA sangat biasa saja
Bukankah, bagi orang macam aku maupun kau, dudu di bangku kuliah cuma mimpi; ah terbesit pun tidak

Dian, mendadak aku takut
Saat ibu bilang "membangun keluarga iti tak cukup modal cinta. Cinta itu tak bikin kenyang"
Kau tentu tahu, aku ini cuma tukang mengeluh, sementara nafkah tak datang dengan mengeluh
Tapi mau bagaimana, di kota kita ini, sulit dapat kerja, untuk keluar kota, aku tak akan meninggalkan kau sejengkal pun

Sobekan Kertas

Pameran Foto D'Potrek "Langkah Pertama"

16:24

Pengunjung Kafe Pedangan melihat  story foto karya Komunitas D'Potrek
Tak kurang dari 20 karya foto dipajang di Kafe Pedangan Purbalingga, sedari Jumat (20/4). Empat di antaranya merupakan foto story,  menyelip di tengah mereka ada empat karya Wakil Bupati Sukento Rido.

Digantung berjejer dengan karya pecinta fotografi dari Kota Perwira, Wabup Sukento memamerkan foto berjudul Baya Pak Wakil, Katak Raksasa, Menyisir Pantai serta Cahaya Langit.


Jepret

Perangkat Desa pun Bisa Aksi Massa

18:39

Senin (27/2), Purbalingga dihiasi dengan pemandangan tak lazim. Kota yang mengklaim dirinya proinvestasi yang biasanya lengang diriuhkan dengan yel-yel ratusan perangkat desa. Tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Purbalingga, mereka menuntut Penghasilan Tetap Aparatur Pemerintah Desa (PTAPD) yang sesuai UMK 2012.

Pertemuan terbatas digelar untuk membahas tuntutan perangkat desa. Rapat di Gedung A Setda itu dipimpin Wabup Sukento Rido. Hadir juga para Wakil Ketua DPRD, Plt Sekda dan juga jajaran pemkab lainnya. 

Namun, PPDI ternyata tak puas dengan hasil pertemuan itu. Selain tak ada Bupati Heru Sudjatmoko, pemkab juga bersikukuh bahwa bengkok sudah menjadi bagian dari pendapatan perangkat desa. Alhasil, tuntutan PPDI kembali menggantung. 
PPDI Purbalingga memenuhi janjinya untuk turun ke jalan. Mereka menggelar aksi massa untuk menegaskan tuntutan mereka tentang PTAPD sesuai dengan UMK Purbalingga 2012, senilai Rp 818.500. Setidaknya 400 perangkat desa datang ke Alun-alun Purbalingga.

Catatan Kecil Hari ini

# 56 (2)

17:36

Sebagian pesan "selamat" di dinding Facebook. Dari 
1000 teman di Facebook, hanya 80 teman yang kirim
ucapan di dinding. Yang lain, siapa?
Diiring dengan lagu bertajuk "I Love You" yang dilantunkan Avril Lavigne, aku ingin melanjutkan cerita tentang pengalaman ulang tahun kemarin. Setelah sebelumnya berbicara soal "doa yang ditukar" dan doa "cepat nikah", sekarang mau berbicara soal lain, yang tak kalah menarik.

Selain isi ujaran-ujaran indah, ada yang tak kalah menarik dalam sehari kemarin. Yakni cara keluarga, teman-teman dan yang terkasih menyampaikan kalimat ucapan. Yang disadari atau tidak, dari tahun ke tahun, selalu ada perubahan.

"‎Terimakasih atas doa dan ujaran yang indah, Selasa kemarin. Sungguh, sekalipun 'keramaian' di kotak masuk hape dan dinding Facebook, hanya satu tahun sekali, semua itu sungguh indah. Terimakasih." begitu aku berujar pada dinding Facebook.

Catatan Kecil Hari ini

#56 (1)

14:00

Makan-makan? Duitnya sapa nih? 
24 tahun. Selama itu, hidup di salah satu sudut dunia. Tepat 14 Februari 2012 lalu. Banyak cerita yang aku alami sejauh 24 tahun ini. Bahkan, tak perlu 24 tahun, dalam satu Selasa saja, aku sudah mendapatkan banyak hal.

Salah satu hal yang aku maksud, yakni tentang kata-kata ucapan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, orang-orang yang dekat, yang disayangi, yang dikenal, menyampaikan segala asa positifnya. Doa-doa yang sudah tentu sudah menjadi khas dalam sekali setahun.

Dalam doa-doa yang mereka utarakan, ada yang berkata soal lompatan menjadi lebih baik, menjadi lebih sukses baik dalam hal rejeki, pekerjaan atau cita-cita. Semua ujaran-ujaran itu sangat positif. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang berhasil membuat aku tersenyum. Salah satunya; cepet nikah yah!

Catatan Kecil Hari ini

#55

02:22

Goyang secara berlebihan, membuat panggul tak enak dilihat
Pagi ini, sembari menikmati sedikit sarapan, tivi kembali jadi teman terbaik. Meski harus berulangkali merubah chanel, tetap saja, tivi dipilih menjadi rekan menghilangkan nafsu makan di pagi hari. Program tivi, Dahsyat menjadi coba ditonton.

Si pembawa acara membuka acara tivi yang sedikit banyak menjadi ruang bagi orang-orang yang disebut alay. Salam pembukaan terucap. Tak lama kemudian, si presenter perempuan langsung saja melancarkan kata-kata bergombal ria kepada presenter pria.

"Kamu tahu nggak bedanya monas sama kamu? Kalau monas milik negara, kamu milik aku," begitu ucap perempuan berbadan mungil itu. Ia mengatakannya dengan ekspresi kaku dan kata-kata yang diucapkan dengan sedikit terbata-bata. 

Jepret

Sejumput Cerita dari HPN di Purbalingga

17:23

Hari Pers Nasional (HPN) didaulat jatuh pada 9 Januari 2012. Belakangan, memang penuh perdebatan. Di dalam dunia pers sendiri, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa tanggal itu bukan hari pers, melainkan hari kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Nah, di Kabupaten Purbalingga, tetap ada syukuran HPN. Acara yang digelar di Balai Wartawan itu dihadiri Bupati Heru Sudjatmoko serta perwakilan dari dinas, pengusaha dan politisi. Dua tumpeng disediakan dalam gelaran itu.
Bupati Purbalingga, Heru Sudjatmoko berbicang dengan wartawan senior Purbalingga, Wahyono. Entah apa yang diperbincangkan. Mungkin namanya saja teman dekat, jadi ada saja yang bisa dibicarakan.

Coret Moret

Sajak Curhat

17:53

Mayoritas orang memilih curhat sebagai tempat membuang beban masalah
Aku ingin curhat, tapi ragu
Rasanya, saat curhat, aku tampak lemah
Seperti orang yang tak mampu menangkis godaan uang
Koruptif; brangasan

Aku ingin curhat, tapi ragu
Nanti, bisa-bisa dituduh meniru-niru mengambil trade mark
Bukankah, belakangan Presiden SBY hobi curhat
Sementara aku tak simpati padanya

Aku ingin curhat, tapi ragu
Namun, aku enggan dilabeli; galau detected
Label aneh yang marak disebut, mesti entah apa artinya, kini
Aku cuma ingin sedikit bercerita

Catatan Kecil Hari ini

#54

01:32

sumber: google.com
Sabtu (4/2) sore kemarin, aku berbicang-bincang dengan dua orang teman. Keduanya lelaki. Dan karena keengganan menyebut merek, aku juga enggan menyebut nama mereka secara terang-terangan. Setidaknya, demi menjaga nama baik mereka dari label; biang gosip.

Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit dan kemudian hitungan berganti jam. Di luar masih gerimis, saat entah bagaimana ceritanya, pembicaraan mengenai berbagai hal tersebut, beralih berbincang soal golongan darah dan karakter diri. Materi obrolan yang klise, namun ternyata menarik untuk dibahas dan ditertawakan.

Kebetulan, kami bertiga, berbeda-beda golongan darahnya. A, B dan AB. Kalau aku pemilik golongan darah AB. Berdasarkan komik golongan darah, seorang teman bergolongan darah B menjelaskan satu persatu karakter dan keterkaitan dengan golongan darahnya.

Catatan Kecil Hari ini

#53

20:16

Hari ini, menyelesaikan pekerjaan, lebih cepat dari biasanya. Bahkan mungkin tiga kali lebih cepat dari waktu yang biasa. Jika biasanya, jam dua siang aku baru memasuki ruang kerja lantas memainkan jari-jari di atas keyboard, maka Kamis siang ini, jam segitu, aku sudah pulang.

Mulanya, alasannya sederhana saja. Aku hanya sedang bosan berada di kursi yang sama hingga malam menjelang. Jadi ya sudah, aku memilih mempercepat kerja dari yang biasanya. Dan, ternyata, sangat bisa dilakukan.

Pekerjaan selesai, lantas menuju Purwokerto. Sebenarnya, tak ada niatan khusus untuk ke Kota Satria. Sebab, aku juga sudah berulangkali bilang dengan teman-teman; aku tak punya alasan lagi untuk ke Purwokerto, tak ada teman. Tapi kali ini, ingin saja ke Purwokerto.

Coret Moret

Sajak Lenyap

19:01

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Sajak singkat yang bercerita tentang senyummu
Senyum yang selalu muncul sembunyi-sembunyi

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Merangkai untaian kata-kata demi melepas penatmu
Yah, meski kau selalu bilang; gombal!

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Kalimat sederhana yang menggugah segala perasaanmu
Menggugah hingga kau mengalihkan kerisauanmu

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Sajak yang terucap dengan lidah kelu dan grogi setengah mati
Tapi tetap saja kau mencubit dan memukul, dengan malu-malu 

Sobekan Kertas

Kamu dan Kali Terakhir

20:08

Melangkah maju untuk melupakan. Namun, apa
yang harus dilupakan. kenapa  harus dilupakan.
"Mungkin ini benar-benar terakhir kali kita bertemu," kata perempuan yang duduk di sampingku. Dia mengatakannya seraya membenarkan posisi duduknya di atas tikar plastik. Perempuan bertubuh kecil itu menyender pada pintu besi sebuah toko yang tutup sedari sore.


Sambil memalingkan pandangannya dari jalanan yang masih saja sangat ramai lalu lalang kendaraan, ia tersenyum. Temaram lampu jalan seakan menjadi lampu soroti panggung bagi kami berdua. Dimana, di panggung tersebut, ada alur cerita yang sangat rumit namun singkat.

Catatan Kecil Hari ini

#52

18:18

Rasanya, tak mudah hidup di jaman sekarang. Galau.
Galau. Kata itu, sudah tentu tak asing di telinga. Sebab, kata yang terdiri dari lima huruf itu kerap digunakan banyak orang, dalam rentang waktu beberapa tahun terakhir ini. Entah siapa yang mempopulerkan kembali, kata yang sebenarnya, seperti akan lenyap itu. Yang pasti, kata singkat itu sudah lengket di lidah.


Apalagi, sejak kata "galau" selalu menghiasi media massa. Mulai dari televisi hingga berbagai varian media cetak. Bahkan, belakangan, kata "galau" seakan sudah mendapat tempat khusus tersendiri dalam kamus kegaulan di negeri ini.

Catatan Kecil Hari ini

#51

19:04

Koleksi foto profil yang cuma itu-itu saja
Beberapa hari terakhir, sering sekali berganti-ganti foto profil di Facebook. Dalam sepekan kemarin, sudah ada tiga foto yang digilir secara acak dan sangat menyesuaikan selera pribadi. Mulai dari foto yang memajang pose bersama tokoh pewayangan, Petruk, hingga pose khas coverboy jaman baeheula

Namun, ternyata, mengganti foto profil tidak mudah. Butuh pemahaman bahwa foto yang bakal nongol di beranda itu akan dilihat banyak orang. Yang mana, tak selamanya responnya adalah memuji, bisa saja "muak" seperti tanggapan teman-temanku.

Catatan Kecil Hari ini

#50

19:20

Warga Desa Majapura, Kecamatan Bobotsari mulai membenahi
atap rumah meski angin masih kencang berhembus, Rabu (26/1).
Sejak awal pekan ini, angin kencang melanda kota kelahiran, Purbalingga. Dalam hitungan hari, bahkan jam, udara yang bergerak itu, berhasil memporak-porandakan segalanya. Mulai dari kandang ayam sampai dengan rumah. Setidaknya, menerbangkan ratusan seng milik warga.


Kejadian itu lantas membikin heboh media massa. Mulai dari media cetak, online bahkan televisi. Terlebih, kejadian tersebut tidak hanya terjadi di Kota Perwira. Namun juga terjadi hampir di banyak kota. Sejumlah media menyebut, fenomena itu buah dari badai matahari.

Catatan Kecil Hari ini

#49

17:41

"Mas, mau minta pin Blackberry (BB) dong," kata perempuan itu. Senyum mengembang di wajah lelahku. Sembari tetap berusaha tersenyum aku menjawab singkat pertanyaan dua perempuan, yang juga tersenyum itu. "Wah, sayangnya, saya nggak punya BB loh."

Untuk menjawab pertanyaan sederhana, dengan jawaban sederhana itupula, aku membutuhkan jeda beberapa detik. Jeda untuk menghilangkan rasa mirip sebuah shock. Terkejut karena, ternyata, pada akhirnya, aku akan mendapatkan pertanyaan itu juga.

#48

18:28

Jujur saja, aku selalu mengagumi perempuan. Bukan karena perempuan itu lawan jenisku. Tentu bukan lantaran perkara itu saja. Melainkan karena di diri perempuan itu selalu tersimpan kerumitan-kerumitan. Yang mana  sekalipun sudah bisa diketahui, namun tetap sukar dijelaskan lantaran ada semacam labirin di dirinya.

Belum paham betul dengan sosok perempuan, belakangan aku dibikin bingung dengan ulah perempuan. Perbuatan yang aku sendiri belum bisa menilainya, apakah itu negatif atau justru positif. Pertanyannya begini, kenapa para kaum hawa tak suka dengan foto lurus dari arah depan?

Catatan Kecil Hari ini

#47

17:04

Terkadang, membaca surat rahasia jauh lebih indah 
daripada baca trending topic di media jejaring sosial
apalagi mengikuti gosip.
Kamis (19/1) lalu, seorang perempuan berbagi beberapa bait puisi untukku. Dia mengirimkan puisi itu melalui pesan singkat. Kata dia, puisi itu untukku. Begini puisinya;