Sajak Parni
18:11Dan, malam itu, Parni tak banyak bersuara
Bersama kekasih pujaannya, dia mengendap-endap
Menghiraukan perih dan ngilu yang ada
Ya malam itu, di kebun Wachidin
Dan, malam itu, Parni tak banyak bersuara
Membiarkan air mata lerus meleleh di pipinya
Sang kekasih, pun menghiraukan isak Parni
Ya, malam itu, di kebun Wachidin
Dan, malam itu, Parni tak banyak bersuara
Amin, kekasih pujaannya, juga begitu
Yang pasti, perut Parni sudah kempis
Tak seperti saat bertemu Amin, sore sebelumnya.
[28/04/2011]
0 komentar