Rabu yang Gerimis

19:18

[dua]

Kau tahu, aku selalu heran dengan jalinan "benang" yang ada di antara aku dan kau. Aku sama sekali tak mampu mengejawantahkan jalinan benang yang ada di antara aku dan kau. Apakah itu ternyata kusut atau malah sebenarnya sangat indah. Aku tak tahu.

Kau tahu, terkadang aku mengira aku dan kau itu layaknya aktor dan aktris. Memainkan sebuah episode tentang kisah dua hati. Memang, tak sendah cerita dramatis Romeo dan Juliet di negeri antah berantah itu. Tapi aku terkadang merasa, kita tengah bermain dalam satu babak sinema elektronik atau mungkin film pendek.

Kau duduk di sampingku. Itu memang bukan hal yang aneh. Ya, kau memang sudah beberapa bulan ada di sampingku. Menghabiskan separuh harimu ada di dekatku. Mungkin, bisa dibilang, hanya saat jam istirahat kau tidak di sampingku.

Kau tahu, itu adalah momen gila yang paling tak terduga dalam hidupku. Kau duduk di sampingku sebagai teman satu bangku. Padahal, sebelumnya, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan.

Tapi kau duduk di sampingku? Aku pikir itu permainan Tuhan yang paling gila. Aku kira, aku dan kau dalam satu kelas saja sudah jadi hal yang di luar bayanganku. Tapi, kau di sampingku" Ya, ini gila. Betul-betul gila.

***

"I've been waiting for a long time/for this moment to come//.... I'm so much closer than/I have ever known...//" Greenday mengembalikan nalarku. Kubangan di hadapanku.

[04/05/2011]

You Might Also Like

4 komentar