Jepret

Proklamasi Berdetik-detik

16:43

SUNGGUH, bagaimanapun ini bukan kotak suap, kotak sumbangan ataupun kotak semacam itu. Kotak bertuliskan "Upacara Pengibaran 17-8-2011" itu adalah tempat tamu undangan memasukan secarik kertas. Semacam tanda absensi.

BENDERA merah putih sudah berkibar. Namun menjadi hal yang menarik saat lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dilantunkan, selalu merasa merinding.

MENABUH kentongan dan sirine menjadi penanda "detik-detik proklamasi". Namun, ada yang aneh selepasnya; kenapa tidak merasa merdeka setelah bunyi itu bertalu-talu?

MENGHENINGKAN cipta merupakan momen buat mengingat, sekaligus menyelami darah juang pahlawan. Tapi bisa jadi tak banyak yang bisa menyelami sejauh itu. Pasalnya, saat mengeheningkan cipta, malah banyak yang di otaknya berseliweran banyak hal.

Foto diambil saat nonton upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka HUT ke 66 Kemerdekaan RI di Alun-alun Purbalingga, 17 Agustus 2011.

Jepret

Muhammad Ceng Hoo, Masjid Bergaya Kelenteng

18:21

BANGUNAN yang satu ini memang unik. Tak sedikit orang yang menilai bangunan ini sebagai kelenteng, karena memang mirip sekali. Bila tak ada bulan sabit dan bintang di puncak, maka tak ada yang mengenalnya sebagai Masjid Muhammad Ceng Hoo.

MASJID Muhmammad Ceng Hoo, Selasa (5/7) diresmikan oleh Ketua Umum Kospin Jasa, H A Zaky Arslan Djunaid, Selasa, 5 Juli 2011. Setelah mangkrak hampir lima tahun, Kospin Jasa "menyelamatkan" misi pembangunan masjid yang mulanya direncanakan bernama Masjid Tan Shin Bie.

AKSI Barongsai singa dan naga beraksi di acara peresmian masjid yang dibangun oleh PITI Purbalingga di atas lahan seluas 105 m2. Masyarakat semakin terhibur, sementara itu, kepadatan jalur Purbalingga-Pemalang juga tak kalah "meriah".

AKULTURASI budaya tionghoa dan islam ternyata tidak hanya lekat di arsitektur masjid saja. Melainkan juga di musik. Menggunakan alat musik tradisional cina, mereka malah shalawatan di halaman masjid yang berada di Desa Selaganggeng, Mrebet, Purbalingga.

SALAH satu spot yang asyik di Masjid Muhammad Ceng Hoo itu ya suasana melankolis yang tercipta dari pendaran cahaya lampion merah di masjid, pada malam hari. Di luar itu, tembok yang dibangun di sekeliling masjid itu juga lumayan buat dijadikan background foto loh.

Foto diambil pas Peresmian Masjid Ceng Hoo oleh Ketua Umum Kospin Jasa, H A Zaky Arslan Djunaid, Selasa, 5 Juli 2011.

Sobekan Kertas

Sore, Klik!

19:26

Klik! Pengait di helm putih sudah erat mencengkram. Hari sudah melewati senja, yang tak terlampau spesial, sedari berpuluh-puluh menit yang lalu, saat mengintip langit dari balik kaca hlem yang benar-benar kusam. Entah ada hubungannya atau tidak, muka inipun tak jauh berbeda dengan muka hlem itu. Kusam.

Motor belum beranjak saat Fadli Padi menuturkan satu persatu kata bagian dari lirik lagu lawas, Mahadewi. "...Namun satu bintang yang berpijar, teruntai turun menyapaku...". Belum lama berselang, pesan singkat dari Resti, kembali diterimanya.

"Cintalah.... Jadi kita sama-sama saling mencintai, haaaaa," kata Resti lewat pesan singkat yang diterima di handphone miliknya. Seketika, suram dan lelah yang setiap sore setia mengendap tepat di antara alisnya, sirna. Tanpa disadarinya, senyum itu mengembang.

"Ada tutur kata terucap, ada damai yang kurasakan. Bila sinarnya sentuh wajahku, Kepedihanku-pun... terhapuskan," sayup-sayup potongan lagu itu, kembali terdengar.

Sambil terus merenges, dan menahan rasa penasaran yang semakin menguat, dia membalas pesan singkat Resti itu, secepat yang dia bisa. Dia bertanya, sejak kapan ada rasa seperti itu, bohong ah. "Sejak SMA...." balas satu-satunya perempuan yang memesonanya sedari bangku SMP.

***

"Nggak kenapa-kenapa.... Emm.. mau ngasih kabar juga, pernikahanku diundur jadi bulan aji, tanggal 2 November". Pesan dari Resti itu kembali diterimanya. Dia juga kembali tersenyum, kecut.


[30/06/2011]