Catatan Kecil Hari ini

#13

18:10

"Sayang... Luv u..."

Pernah liat, status atau dinding FB orang bertuliskan kayak gitu? Kalau aku sih sering banget. Yah, maklum aja, kerjaan sampinganku ya buka FB tiap hari. Plus ngeliat dinding orang. Hehehehee...

Dari dulu, aku emang muak betul dengan kata-kata sejenis itu. Kalau dulu, alasan yang aku punya mungkin hanya sekedar "tidak tepat". Yang terpikirkan, ya cuma kok rasanya nggak tepat pamer cinta-cintaan di status. Pamer benar. "Kaya iya-iyaha gole pacaran," itu yang aku pikirkan.

Tapi, setelah aku pikir baik-baik, kekurangtepatan temen-temenku yang lagi asyik bercinta itu, bukan sekadar pamer. Melainkan lebih berbahaya dari pada itu. Mereka yang asyik bercinta di FB itu nggak cuma lagi dimabok cinta, tapi juga pemahaman.

Pemahaman soal apa? Ya Pemahaman soal Facebook!

Begini, dari hasil pembelajaranku secara ilmiah, sebenernya, situs jejaring sosial bikinan mahasiswa Havard ini adalah Ruang Publik. BUkan Ruang Privat.

Nah, sebagai ruang publik, otomatis setiap orang bisa dengan leluasa ngeliat apa yang terjadi dengan status dan dinding kita. Sehingga sangat mustahil kalau orang lain nggak ngeliat kita sedang bercinta.

Di situlah mabok pemahaman terjadi. Kita nggak bisa membedakan mana ruang publik dan mana ruang privat lagi. Kalau kita emang sadar, ya kita bakal bercinta via pesan kan.

Tapi, sejatinya, mebok pemahaman itu nggak cuma terjadi sama orang yang hobi bercinta di FB. Tapi juga hampir semua orang yang punya akun FB. Curhat yang berlebihan tnpa tedeng aling-aling bisa jadi buktinya. Menariknya, curhatan itu nggak cuma dilakuin sama kaum hawa aja, tapi juga kaum pria.

Itu dulu. Aku lagi tidak mau membikin catatan yang terlampau panjang. Yang penting bisa jadi pengantar.

[17/09/2010]

Coret Moret

Sajak Dulurku

18:03

Dulurku Lanang Bangkit

Kit…….

Wulan iki limang tahun kepungkur

Sliramu lair.

Ngancani aku ngrewangi bapak ibu.

Najan kadang mung dadine tukaran.

Aja salah tampa

Kabeh mau merga kowe adiku lan aku tresna

Ewa semana aku uga njaluk pangapura.

Dulurku lanang bangkit

Ayo wiwit dina iki pada ngatokna bektine marang wong tua

Kanti manut miturut lanm sregep sinau.

Kejaba saka kuwe.

Kowe aja nakal,

Aja dumeh lanang dewek.

Lan kuwe uga aja wedi merga ara nana kanca lanang

Mbok isih ana bapak.

Kit….

Aku lan adimu apit ora bisa paring hadiah.

Kejaba rasa syukur, muga muga Gusti Allah paring umur panjang

lan kepinteran.

Mung gegurit iki minangka rasa bungah syukurku.

Uga tak hadiahi Al Fatihah iki….

Slamet ya kit

Slamet……


[Sajak ini bikinan bapakku pas aku masih umur lima tahun. Kakak perempuanku yang baca puisi ini sewaktu ulang tahunku. Judul aslinya nggak ada, jadi aku bikin judul sendiri.]

Coret Moret

Sajak Rumah

19:39

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana ibu tertawa.
Menertawai tingkah polah adikku,
yang ternyata terus tumbuh dewasa.

Aku rindu rumah.
Saat ingat bagaimana ibu tertidur.
Tidur seraya terus menjaga matanya,
untuk menjaga seisi rumah.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana aku terjatuh dari motor.
Terjatuh dengan ci intan yang bergaya mengendarainya,
padahal waktu itu kami disuruh tidur.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana mata ini berinai air.
Menangis lantaran aku, ci intan, dan adik-adikku bertengkar,
untuk hal-hal yang sepele.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana seisi rumah tertawa.
Menertawai setiap polah anggota keluarga,
yang nggak terpikirkan.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana adik-adikku pagi kemarin.
Bangun tidur kesiangan, bergegas mandi, menyiapkan sarapan,
padahal detik jam terus menuju angka tujuh.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat bagaimana aku bangun tengah malam.
Bangun lantaran aku terjatuh dari kasur,
malam itu aku bermimpi terjun payung.

Aku rindu rumah.
Saat aku ingat wajah-wajah kalian,
Ibu, papah, ci intan, mas didi, bisma, tanjung, satrio, dan tata.
Aku rindu rumah.

[24/07/10]