#29
17:18Semakin ku menyayangimu semakin kau menyakiti ku
Semakin ku mencintaimu semakin kau menghancurkan ku
....
Sampai kapanpun kau kan kucintai
walau kau tak pernah membalas cintaku padamu.
walau apapun kau kan kusayangi
setulus hatiku, seumur hidupku kumencintaimu.
....
Rangkaian kata-kata itu bukanlah ciptaanku. Itu sudah tentu. Aku jelas tidak akan mampu membuat kata-kata semacam itu. Kata-kata itu bagian dari lirik lagu "sampai kapanpun" yang dinyanyikan Ungu Band.
Aku tak sedang merasa apa yang Ungu lantunkan. Namun, memang, beberapa hari ini, melalui suara Pasha, lirik itu mampir ke telingaku. Pikiranku justru berlarian kesana dan kemari. Otak ini kembali memainkan imajinasi-imajinasi kecil. Aku mencoba merasai apa yang ada di lagu itu.
Aku mencoba menjadi sosok yang mencintai seseorang sampai kapanpun. Meski diacuhkan, meski tidak dianggap. Aku merasa, rasanya hebat benar, jika aku menjadi semacam itu.
Sebab, aku selalu berpikir, bukankah mencintai itu suatu hal yang sangat pamrih. Bukankah, orang selalu berujar, mencintai untuk dicintai. Yah, meski apapun itu bentuk pamrih yang coba diraih. Ah!
[20/03/2011]
walau kau tak pernah membalas cintaku padamu.
walau apapun kau kan kusayangi
setulus hatiku, seumur hidupku kumencintaimu.
....
Rangkaian kata-kata itu bukanlah ciptaanku. Itu sudah tentu. Aku jelas tidak akan mampu membuat kata-kata semacam itu. Kata-kata itu bagian dari lirik lagu "sampai kapanpun" yang dinyanyikan Ungu Band.
Aku tak sedang merasa apa yang Ungu lantunkan. Namun, memang, beberapa hari ini, melalui suara Pasha, lirik itu mampir ke telingaku. Pikiranku justru berlarian kesana dan kemari. Otak ini kembali memainkan imajinasi-imajinasi kecil. Aku mencoba merasai apa yang ada di lagu itu.
Aku mencoba menjadi sosok yang mencintai seseorang sampai kapanpun. Meski diacuhkan, meski tidak dianggap. Aku merasa, rasanya hebat benar, jika aku menjadi semacam itu.
Sebab, aku selalu berpikir, bukankah mencintai itu suatu hal yang sangat pamrih. Bukankah, orang selalu berujar, mencintai untuk dicintai. Yah, meski apapun itu bentuk pamrih yang coba diraih. Ah!
[20/03/2011]
0 komentar