#30

17:58

Entah berapa jam aku menatap layar komputer ini. Pagi aku menatapnya. Beranjak siang, aku masih memandanginya. Dan, kini, aku masih betah memandanginya. Yang sedikit memuakan, sebenarnya, aku hanya melihat dan membuka hal-hal yang itu saja. Monoton.

Entah berapa hari aku duduk di kursi besi ini. Di kursi berbusa berbalut karpet merah ini, memandang hal yang sama, menyentuh hal yang serupa dan berlaku yang tak berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Di kursi yang tak lagi empuk ini, aku pun mendengar hal yang sama, berulang-ulang. Monoton.

Entah berapa bulan aku berjibaku di kota ini. Bertarung di dunia yang tidak disangka-sangka. Dunia yang penuh dengan intrik, cuap-cuap dan bunga busuk berbusa. Semua berkata serupa; memuji diri sendiri. Semua bertindak sama; tak mau kalah. Semua bersikap sama; tak mau disalahkan. Monoton.

Entah berapa tahun aku bernapas di bumi ini. Berebut udara dengan sesama manusia. Bersikutan dengan srigala berbulu domba. Bertindak ini, berlaku itu. Namun semuanya serupa. Berulang-ulang. Monoton.

[31/3/2011]

You Might Also Like

2 komentar

  1. “Aku ingin pergerakan yang dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai, aku merasakan di dalam diriku tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran didalam kehidupan kita yang tenang” (Leo Tolstoy - Family Happiness)

    BalasHapus
  2. Heheheheheee....
    kata yang tepat.

    BalasHapus