Tidak bekerja memiliki banyak arti, memang. Termasuk buat aku. Tidak bekerja bisa berarti tidak memiliki beban menuntaskan pekerjaan di tengah rutinitas. Tidak bekerja bisa berarti bisa bersantai ria, rekreasi kemana kita suka. Singkatnya, tidak bekerja bisa berarti santai.

Itu yang aku rasakan. Terutama,dalam tiga hari melewatkan masa bersantai tidak bekerja. Bisa ke Cilacap, Purwokerto dan keliling Purbalingga di jam-jam dimana aku biasanya melewatkan waktu di meja kerja. Jeda di tengah rutinitas sungguh menyenangkan. Bisa berbincang ngalor-ngidul tanpa merasa terbatas waktu.

Dari luangnya waktu itu, aku sedikit banyak menyadari betapa terkungkungnya kita ini. Sekalipun atas nama masa depan dan kesejahteraan keluarga, bekerja terus-menerus hanya membuat kita terserabut dari jati diri kita sebagai sesosok manusia. Bukan robot.

Contohnya, di masa-masa cuti itu, aku melihat wajah orang-orang nampak kaku dan tegang saat bekerja. Entah di sadari atau tidak. Saking seriusnya, sampai tak menyadari sudah lewatkan angin segar di rindangnya pepohonan Alun-alun, misalnya. Lupa dengan tenangnya saat matahari sedang mentereng sinarnya.

Yang di rasa cuma; kerja, kerja, kerja.... Dan besok, aku sudah mulai kerja.