Penculikan Anak yang Bikin Gila

17:59

Banyak cerita yang berseliweran, salah satunya adalah kisah penculikan anak.
Photo by picography.co
Saat hendak pulang ke rumah adik istri saya dikuntit oleh mobil. Ketika itu, cewek Kelas 7 ini hendak pulang kerumah dan masih ada di depan sekolah. Tapi dia merasa aneh dengan pandangan pengendara mobil yang mengarah padanya.

Sudah beberapa hari ini, ada cerita soal penculikan anak. Si adik ini lantas tanggap dan pergi dari pinggir jalan. Waspada. Dan ternyata, mobil itu menguntit di belakangnya. Sudah pasti, dia jadi takut. Mobil itu baru mau bergenti menguntit saat, dia masuk ke gang untuk bersembunyi di rumah teman.

Begitu cerita istri saya di suatu sore. Nganti mbabyag, kata istri saya. Mendengar cerita semacam itu, keluarga mertua saya ya langsung heboh dan parno dengan segala aktifitas orang asing. Apalagi, ada anak bayi berusia tiga bulan jalan. Takut penculikan.

Saya jadi turut waspada, meski tak sampai parno. Terlebih, baik di media sosial ataupun saat kumpul-kumpul dengan beberapa teman, cerita tentang penculikan anak banyak diceritakan. 

Ada yang cerita mobil APV dilempari batu oleh warga karena diduga berniat menculik. Ada kisah orang yang berpenampilan seperti orang gila tapi hendak membekap anak kecil. Ada juga yang cerita soal anak yang lari saat ada orang asing mendekatinya. Dan banyak versi lainnya.

Banyak yang langsung percaya, ada pula yang menyebut kisah-kisah itu hoax. Untuk yang tak percaya, mereka menilai cerita-cerita itu hanyalah pengalihan isu, mainan netizen yang kurang kasih sayang atau sekadar karena mereka tak bertemu dengan kisah itu secara langsung.

Kisah penculikan memang bisa jadi sebatas drama para netizen jomblo yang kurang hiburan. Buktinya, saya pernah baca posting instagram dari seorang wartawan yang bercerita bahwa ada anak SMP yang broadcast dirinya diculik, hanya karena takut dimarahi ortu karena pulang malam.

Iya, sekarang ini memang semakin banyak saja hoax bertebaran. Padahal sudah ada yang berkoar soal lawan hoax. Tapi, malah semakin banyak hoax yang dishare. Sampai-sampai, sekarang ini, susah membedakan mana berita bohong mana berita fakta.

Jauh hari sebelum kisah penculikan anak menjadi bahan obrolan ibu-ibu, saya pernah baca tulisan soal ibu yang sedih menggebu-gebu karena anaknya diposting di akun jual beli bayi. Padahal, ia tak pernah menjual anaknya. Saya tak bisa membayangkan rasa hancur hati si ibu. Nggilani.

Sebenarnya, saya berharap polisi di Purbalingga benar-benar mengklirkan masalah ini. Terlepas ini cuma isu atau memang fakta. Ya, kan mereka pengayom masyarakat. Lah ini, ada warganya yang resah loh.

"Bener apa orane, ya sing penting waspada," begitu komentar teman yang bapak-bapak. Mungkin betul juga. Dan memang betul. Mau bagaimanapun, kewaspadaaan dan perhatian orang tua kepada anak adalah hal yang sangat penting. Mau ada penculik atau tidak.

"Masalahe siki pancen langka Bang Napi sih ya, anane Bang Napi'i," kelakar teman lainnya.

You Might Also Like

0 komentar