Jepret

Pesta Pora Takir Habis Tahlil Mupati

15:45

Takiran serupa dengan berkat yang diterima selepas ngaji bersama di rumah Si Empunya Hajat. Simbol silaturahmi dan keguyuban. (Foto sumber dari dokumen pribadi).

Ketika saya melangkah masuk ke rumah Pak Salam, sudah banyak orang duduk berjejer. Mereka mepet tembok seakan menyerupai lingkaran. Ketika saya duduk, kami masih perlu menunggu kedatangan beberapa orang lagi.


Yang kami tunggu bukan pejabat. Sebab, ngaji tahlil malam itu nggak mengundang pejabat level desa, kecamatan ataupun kabupaten. Bahkan, Pak RT saja berhalangan hadir. Kami melingkar untuk tahlil mitoni sederhana.

Jepret

Cerita Kecil Jembatan Gantung di Sindang

09:25

Aku memutuskan untuk mengambil jalur alternatif di Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar. Semoga tidak lupa jalan tembus ke wilayah Kecamatan Bojongsari itu. Sudah lama sekali tak melalui jalur tersebut. Meski sempat merasa hampir tersesat, jalurnya tak salah juga.

Selain menikmati alam yang tidak umum; ya lantaran tidak berhadapan dengan jalan beraspal dan bising mesin menderu dan memperpendek jarak, tujuan utama lainnya ialah menikmati suasana bergoyang-goyang di jembatan gantung di Desa Sindang, Kecamatan Mrebet.

Inilah, sebuah cerita kecil di pojok desa, yang bisa saja tidak banyak manusia Kota Perwira mengenalnya bahkan datang ke sana. Cerita ini dipotret pada Minggu (24/11).

Suasana segar langsung menyergap, sekalipun mentari begitu kokoh bersinar. Ini pemandangan asri wilayah Desa Sindang, yang berdekatan dengan Desa Banjaran, Bojongsari dan Desa Slinga, Kaligondang. Tampak jelas Bendungan Slinga, yang nilainya Rp 47 miliar.

Jepret

Purbalingga di Sore Hari, Oh Ternyata....

09:52

Selasa (13/11) sore, aku menguatkan tekat untuk mewujudkan harapan bersepeda sore hari. Dengan menggunakan sepeda kuno kebanggaan, aku berkeliling Purbalingga. Sekalipun sendirian, itu tak soal. Aku mencoba menikmati apa yang ada dan dapat aku lihat.

Ternyata banyak hal yang terjadi di Purbalingga. Dinamika deru kendaraan hingga berpacunya ribuan tenaga kerja pabrik, yang mayoritas perempuan untuk segera mendekap kasih sayang rumah. Dengan ini cerita dalam potret coba disampaikan. Yeah....

Roda Valuas mulai bergulir, Selasa (13/11) sore ke Alun-alun Purbalingga. Saat senja, pusat kota itu selalu saja ramai. Ada yang sekadar duduk-duduk, ada pula yang memburu waktu menuju peraduan. Pikuk di Purbalinggga itu kian menguat ketika akhir pekan. Masjid Agung Darussalam menjadi paronama sendiri di tengah kekakuan kota.

Jepret

Perangkat Desa pun Bisa Aksi Massa

18:39

Senin (27/2), Purbalingga dihiasi dengan pemandangan tak lazim. Kota yang mengklaim dirinya proinvestasi yang biasanya lengang diriuhkan dengan yel-yel ratusan perangkat desa. Tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Purbalingga, mereka menuntut Penghasilan Tetap Aparatur Pemerintah Desa (PTAPD) yang sesuai UMK 2012.

Pertemuan terbatas digelar untuk membahas tuntutan perangkat desa. Rapat di Gedung A Setda itu dipimpin Wabup Sukento Rido. Hadir juga para Wakil Ketua DPRD, Plt Sekda dan juga jajaran pemkab lainnya. 

Namun, PPDI ternyata tak puas dengan hasil pertemuan itu. Selain tak ada Bupati Heru Sudjatmoko, pemkab juga bersikukuh bahwa bengkok sudah menjadi bagian dari pendapatan perangkat desa. Alhasil, tuntutan PPDI kembali menggantung. 
PPDI Purbalingga memenuhi janjinya untuk turun ke jalan. Mereka menggelar aksi massa untuk menegaskan tuntutan mereka tentang PTAPD sesuai dengan UMK Purbalingga 2012, senilai Rp 818.500. Setidaknya 400 perangkat desa datang ke Alun-alun Purbalingga.

Jepret

Sejumput Cerita dari HPN di Purbalingga

17:23

Hari Pers Nasional (HPN) didaulat jatuh pada 9 Januari 2012. Belakangan, memang penuh perdebatan. Di dalam dunia pers sendiri, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa tanggal itu bukan hari pers, melainkan hari kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Nah, di Kabupaten Purbalingga, tetap ada syukuran HPN. Acara yang digelar di Balai Wartawan itu dihadiri Bupati Heru Sudjatmoko serta perwakilan dari dinas, pengusaha dan politisi. Dua tumpeng disediakan dalam gelaran itu.
Bupati Purbalingga, Heru Sudjatmoko berbicang dengan wartawan senior Purbalingga, Wahyono. Entah apa yang diperbincangkan. Mungkin namanya saja teman dekat, jadi ada saja yang bisa dibicarakan.

Jepret

Proklamasi Berdetik-detik

16:43

SUNGGUH, bagaimanapun ini bukan kotak suap, kotak sumbangan ataupun kotak semacam itu. Kotak bertuliskan "Upacara Pengibaran 17-8-2011" itu adalah tempat tamu undangan memasukan secarik kertas. Semacam tanda absensi.

BENDERA merah putih sudah berkibar. Namun menjadi hal yang menarik saat lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dilantunkan, selalu merasa merinding.

MENABUH kentongan dan sirine menjadi penanda "detik-detik proklamasi". Namun, ada yang aneh selepasnya; kenapa tidak merasa merdeka setelah bunyi itu bertalu-talu?

MENGHENINGKAN cipta merupakan momen buat mengingat, sekaligus menyelami darah juang pahlawan. Tapi bisa jadi tak banyak yang bisa menyelami sejauh itu. Pasalnya, saat mengeheningkan cipta, malah banyak yang di otaknya berseliweran banyak hal.

Foto diambil saat nonton upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka HUT ke 66 Kemerdekaan RI di Alun-alun Purbalingga, 17 Agustus 2011.

Jepret

Muhammad Ceng Hoo, Masjid Bergaya Kelenteng

18:21

BANGUNAN yang satu ini memang unik. Tak sedikit orang yang menilai bangunan ini sebagai kelenteng, karena memang mirip sekali. Bila tak ada bulan sabit dan bintang di puncak, maka tak ada yang mengenalnya sebagai Masjid Muhammad Ceng Hoo.

MASJID Muhmammad Ceng Hoo, Selasa (5/7) diresmikan oleh Ketua Umum Kospin Jasa, H A Zaky Arslan Djunaid, Selasa, 5 Juli 2011. Setelah mangkrak hampir lima tahun, Kospin Jasa "menyelamatkan" misi pembangunan masjid yang mulanya direncanakan bernama Masjid Tan Shin Bie.

AKSI Barongsai singa dan naga beraksi di acara peresmian masjid yang dibangun oleh PITI Purbalingga di atas lahan seluas 105 m2. Masyarakat semakin terhibur, sementara itu, kepadatan jalur Purbalingga-Pemalang juga tak kalah "meriah".

AKULTURASI budaya tionghoa dan islam ternyata tidak hanya lekat di arsitektur masjid saja. Melainkan juga di musik. Menggunakan alat musik tradisional cina, mereka malah shalawatan di halaman masjid yang berada di Desa Selaganggeng, Mrebet, Purbalingga.

SALAH satu spot yang asyik di Masjid Muhammad Ceng Hoo itu ya suasana melankolis yang tercipta dari pendaran cahaya lampion merah di masjid, pada malam hari. Di luar itu, tembok yang dibangun di sekeliling masjid itu juga lumayan buat dijadikan background foto loh.

Foto diambil pas Peresmian Masjid Ceng Hoo oleh Ketua Umum Kospin Jasa, H A Zaky Arslan Djunaid, Selasa, 5 Juli 2011.

Jepret

Mengintip Nasib Buruh di Purbalingga

17:13

RIBUAN kaum perempuan di Purbalingga terserap di pabrik-pabrik rambut dan bulu mata palsu. Karenanya, tak aneh bila di Purbalingga sangat jarang ditemui perempuan yang mau jadi TKW. Walau begitu, nasib mereka tak kalah memilukan dari TKW. Gaji yang tak sesuai UMK dan tak jelasnya kompensasi lembur, hanya secuil bukti betapa mirisnya hidup mereka.

SEMPITNYA tempat beribadah dan waktu yang singkat untuk beristirahat membuat para pekerja pabrik di Purbalingga yang memanfaatkan tempat seadanya untuk beribadah. Ribuan tenaga kerja namun hanya terdapat satu masjid berukuran sedang.

RUANGAN luas tersebut juga tidak hanya menjadi ruang untuk mengais rejeki dari rajutan rambut-rambut yang kemudian diuntai menjadi sebuah wig. Melainkan juga sebagai pasar jual beli pakaian.

DI ATAS hamparan kardus perempuan-perempuan itu memanfaatkan satu jam jatah istirahatnya. Selepas makan dan "bertemu" dengan Tuhannya, mereka lantas tertidur. Mereka tegolong beruntung, sebab ada perusahaan lain yang hanya menerapkan jam istirahat kurang dari 30 menit.

Foto diambil pas "menengok" lebih dalam melihat kehidupan kaum buruh rambut dan bulu mata palsu di Purbalingga, Rabu 22 Juni 2011.

Jepret

Iwan Fals Mengaji di Purbalingga

13:46

SETELAH "mengaji" di sejumlah kota, kini giliran Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur mendatangi Purbalingga. Sore harinya, mereka berdiskusi di Ponpes Ar Rahman Kalikabong Purbalingga, sedangkan sekitar 21.00 WIB Iwan Fals menghibur masyarakat Purbalingga di Alun-alun Kota Perwaira, Kamis (2/6) malam.

SELAIN menyanyikan lagu-lagunya yang tak asing lagi di telinga, Iwan Fals juga beberapa kali melontarkan pantun yang membuat semuanya tertawa getir. "Piring mbiyen tipis-tipis, piring siki nganggo porselen. Maling mbiyen nggawane linggis, maling siki nggawane pulpen"

FOTOGRAFER dadakan banyak banget bermunculan di konser Iwan Fals itu. Mulai dari yang pakai kamera SLR, kamera analog, kamera digital pocket sampai ada yang pakai hape. Malam itu, mereka mengabadikan Iwan Fals dalam berbagai pose dan sudut bidik.

Foto diambil pas Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur lagi "mengaji" di Alun-alun Purbalingga dalam bingkai acara Extraligi Drarum Coklat, Kamis (2/6).

[03/06/2011]

Jepret

Pasar Malam GOR Goentoer Darjono

11:43


SEORANG teman bilang, dia sudah lama tak naik bianglala. Tapi, saat mau naik, dia berpikir berulang kali. Pasalnya, dia merasa permainan itu hanya untuk anak-anak saja, sementara orang dewasa, hanya cukup jadi penonton.

KETIKA liburan datang, pasar malam bisa jadi tempat paling tepat untuk melepas penat. Banyak permainan yang sungguh bisa menjadikan senyum-senyum bertebaran.

Foto diambil pas lagi ada pasar malam di komplek GOR Goentoer Darjono Purbalingga, Rabu 1 Juni 2011 lalu

[02/06/2011]

Jepret

Knalpot Braling

17:11

BUATAN TANGAN : Purbalingga dikenal sebagai sentra knalpot di Indonesia. Produk lokal buatan tangan orang Purbalingga itu, udah dikirim sampai keluar Jawa.

PASANG KNALPOT : Beberapa pekerja bengkel knalpot lagi masang knalpot di bengkelnya di wilayah Dusun Pesayangan, Kelurahan Purbalingga Lor, Kecamatan Purbalingga. Tiap hari, rata-rata bengkel knalpot melayani 3-5 pemasangan knalpot.


[19/04/2011]

Jepret

Sensasi Warna Sungai di Congot

17:46

Inilah tempat pertemuan dua arus sungai besar di Banyumas raya, Kali Klawing dan Kali Serayu. Perpaduan warna dan laju arus khas dua sungai itu bisa ditemui di Congot, Kedungbenda, Kemangkon, Purbalingga.

[10/04/2011]

Jepret

ML Adventure Zone

20:08

ML Adventure Zone: Kalau dilihat sekilas, bakal banyak banget interpretasi yang nggak karuan soal lokasi yang satu ini. Apalagi, orang-orang lebih mengenal singkatan ML sebagai kependekan dari Making Love alias hubungan intim.

Tapi, jelas, nggak mungkin di Purbalingga, ada disediakan tempat berhubungan intim secara outdoor di alam bebas. Sebuah tempat yang menawarkan tempat yang alamiah dan udara yang segar. Sekali lagi, nggak ada tempat seperti itu yang disediakan secara sengaja.

Nama ML Adventure Zone itu, sejatinya merujuk pada nama Munjuluhur Adventure Zone. Tempat yang biasa dijadikan buat outbond orang di Purbalingga. Tempatnya di Kecamatan Bojongsari.

Jepret

Koran Hari Ini

17:56

Ini kali kedua aku bikin postingan dalam bentuk foto. Nah, buat kali ini, aku mau mampangin gambar-gambar seputar para loper koran yang berebut koran Suara Merdeka.

Selasa (28/12) ini, memang nggak biasa. Sebab, ada pengumuman PNS 2010. Jadi, banyak orang yang mau menjual koran. Demi keuntungan, tentu.

Selain itu, proses pengiriman juga telat banget. Dari yang biasanya jam lima pagi udah nyampe, ini malah nyampe jam sembilan pagi. Molor banget kan.


BONGKAR MUAT
: Beberapa loper koran lagi mbantuin supir pengirim koran Suara Merdeka, bongkar muat koran, Selasa (28/12). Meski telat, nggak ada yang njelek-njelekin supir pengirim koran.



MENGHITUNG JATAH: Seorang pegawai Suara Merdeka perwakilan Purbalingga lagi menghitung jatah koran yang didapet. Setelah penghitungan selesai, koran baru dibagikan pada loper dan pedagang koran terbesar di Jateng itu.

[28/12/10]

Jepret

Berburu Di Bendungan Gerak Serayu (BGS)

13:53

PAKAI TOMBAK: Berbeda dengan cara memulung kebanyakan, pemulung di Bendung Gerak Serayu menggunakan tombak bambu untuk mengambil "harta karun" buruannya, yaitu kayu.
MEMANGGUL: Seorang warga Desa Kebasen Kabupaten Banyumas sedang memanggul kayu yang diambilnya dari Bendung Gerak Serayu.

DIKERINGKAN: Kayu yang telah diambil dari Kali Serayu Banyumas, akan dikeringkan untuk dijadikan kayu bakar dan dijual Rp 20.000,- perikatnya.

[Gambar kali ini coba menunjukkan kegiatan para pemulung kayu bakar di Kali Serayu Kabupaten Banyumas, lebih tepatnya lagi di Bendung Gerak Serayu. Selain tempatnya yang nggak lazim, barang buruan dan cara yang digunakan pun berbeda dengan pemulung yang lainnya.

Pemulung jenis yang satu ini, buruan utamanya adalah kayu-kayu yang hanyut aliran sungai. Nantinya, kayu tersebut, akan dikeringkan untuk membuat kayu bakar dan dijual ke warga sekitar.

Selain itu, cara yang digunakan mereka pun terbilang unik. Mereka menggunakan tombak untuk mengambil kayu-kayu tersebut. Dan juga menggunakan tali untuk menjerat kayu, layaknya koboi dari negeri Paman Sam.]

Jepret

Pembuatan Saluran Irigasi Desa Wlahar Kulon

17:45

PASANG PARALON: Warga Desa Wlahar Kulon Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, baru-baru ini, lagi kerja bakti buat membangun saluran irigasi.

JADI TONTONAN: Sejumlah pelajar sedang asyik melihat warga yang sedang mengebor saluran air di bawah jalan desa.
BERMODAL BAMBU: Bermodal bambu, tali dan palu, warga membuat saluran air di bawah jalan desa. Sudah dua hari proses pengeboran manual tersebut dilakukan.

[Ceritanya, lagi bikin cerita tapi lewat foto asal jepret. Buat aku sendiri, ternyata menarik berbicara lewat lensa.]