Belakangan trafic di blog bikinanku lagi rame banget. Lagi banyak banget yang melongok halaman blogku ini. Terlebih, setelah aku merilis tulisan "Demosntrasi, Lawakan Gaya Baru", awal Januari lalu.
Tulisan soal gambaran demonstrasi yang berhasil aku temui di Purbalingga itu berhasil menyedot perhatian orang banyak. Terutama orang-orang yang berada di Purbalingga. Makanya, nggak heran kalau sekarang, tulisan itu yang punya rating nomer wahid di blogku ini.
Ada semacam kepuasan, ternyata. Saat setiap orang memperhatikan hasil karyaku itu. Terlebih jauhnya title "kesempurnaan" pada tulisan itu. Sampai-sampai aku selalu tersenyum sendiri, kalau liat di statistik, banyak orang melihat tulisan itu.
Tapi, semakin ke sini, aku makin menyadari, kalau mereka semua itu sama sekali nggak ngasih komentar. Jujur, aku heran dengan hal ini.
Aku menilai, ada dua kemungkinan yang bisa saja jadai jawaban atas keherananku itu. Pertama, orang-orang yang baca itu, emang nggak paham cara ngasih komentar di blog. Mungkin gara-gara nggak punya blog jadi nggak suka komentar secara langsung. Positif thinking.
Kedua, aku berpikir, kalau orang-orang itu, nggak siap untuk berbincang dalam bentuk bahasa tulisan. Nggak mau berdiskusi. Tulisan dibals dengan tulisan.
Yah, hampir serupa sama psywar pemain bola yang mau berlaga di laga derby. Kalimat dibalas kalimat. Bukan kalimat ataupun tulisan dibalas dengan pasal pencemaran nama baik. Aw.
Aku rasa ada yang salah. Entah mana yang salah. Entah siapa yang salah. Entah apa yang salah. Aku rasa ada yang salah.
[20/01/2011]
Tulisan soal gambaran demonstrasi yang berhasil aku temui di Purbalingga itu berhasil menyedot perhatian orang banyak. Terutama orang-orang yang berada di Purbalingga. Makanya, nggak heran kalau sekarang, tulisan itu yang punya rating nomer wahid di blogku ini.
Ada semacam kepuasan, ternyata. Saat setiap orang memperhatikan hasil karyaku itu. Terlebih jauhnya title "kesempurnaan" pada tulisan itu. Sampai-sampai aku selalu tersenyum sendiri, kalau liat di statistik, banyak orang melihat tulisan itu.
Tapi, semakin ke sini, aku makin menyadari, kalau mereka semua itu sama sekali nggak ngasih komentar. Jujur, aku heran dengan hal ini.
Aku menilai, ada dua kemungkinan yang bisa saja jadai jawaban atas keherananku itu. Pertama, orang-orang yang baca itu, emang nggak paham cara ngasih komentar di blog. Mungkin gara-gara nggak punya blog jadi nggak suka komentar secara langsung. Positif thinking.
Kedua, aku berpikir, kalau orang-orang itu, nggak siap untuk berbincang dalam bentuk bahasa tulisan. Nggak mau berdiskusi. Tulisan dibals dengan tulisan.
Yah, hampir serupa sama psywar pemain bola yang mau berlaga di laga derby. Kalimat dibalas kalimat. Bukan kalimat ataupun tulisan dibalas dengan pasal pencemaran nama baik. Aw.
Aku rasa ada yang salah. Entah mana yang salah. Entah siapa yang salah. Entah apa yang salah. Aku rasa ada yang salah.
[20/01/2011]