Coret Moret

Sajak Lenyap

19:01

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Sajak singkat yang bercerita tentang senyummu
Senyum yang selalu muncul sembunyi-sembunyi

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Merangkai untaian kata-kata demi melepas penatmu
Yah, meski kau selalu bilang; gombal!

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Kalimat sederhana yang menggugah segala perasaanmu
Menggugah hingga kau mengalihkan kerisauanmu

Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Sajak yang terucap dengan lidah kelu dan grogi setengah mati
Tapi tetap saja kau mencubit dan memukul, dengan malu-malu 

Sobekan Kertas

Kamu dan Kali Terakhir

20:08

Melangkah maju untuk melupakan. Namun, apa
yang harus dilupakan. kenapa  harus dilupakan.
"Mungkin ini benar-benar terakhir kali kita bertemu," kata perempuan yang duduk di sampingku. Dia mengatakannya seraya membenarkan posisi duduknya di atas tikar plastik. Perempuan bertubuh kecil itu menyender pada pintu besi sebuah toko yang tutup sedari sore.


Sambil memalingkan pandangannya dari jalanan yang masih saja sangat ramai lalu lalang kendaraan, ia tersenyum. Temaram lampu jalan seakan menjadi lampu soroti panggung bagi kami berdua. Dimana, di panggung tersebut, ada alur cerita yang sangat rumit namun singkat.

Catatan Kecil Hari ini

#52

18:18

Rasanya, tak mudah hidup di jaman sekarang. Galau.
Galau. Kata itu, sudah tentu tak asing di telinga. Sebab, kata yang terdiri dari lima huruf itu kerap digunakan banyak orang, dalam rentang waktu beberapa tahun terakhir ini. Entah siapa yang mempopulerkan kembali, kata yang sebenarnya, seperti akan lenyap itu. Yang pasti, kata singkat itu sudah lengket di lidah.


Apalagi, sejak kata "galau" selalu menghiasi media massa. Mulai dari televisi hingga berbagai varian media cetak. Bahkan, belakangan, kata "galau" seakan sudah mendapat tempat khusus tersendiri dalam kamus kegaulan di negeri ini.