Lampu bulat berkekuatan 10 Watt masih menggantung di tengah kamar. Sinar jingga yang ditebarkannya masih menghiasi seluruh pojok kamar. Hanya sela yang tertutup yang gelap. Seolah, lampu usang itu berupaya menyaingi kegagahan mentari.
"Aku akan mengingatmu seperti benih mengingat gandum dan seperti seorang gembala mengingat padang rumput dan sungai indah." Tulisan bertinta biru dan penuh kerlip bling-bling itu dibacanya. Untaian kata penuh rasa itu dibacanya berulang-ulang dari diary.
.... Aku terjebak dalam kata-kata indah, ini buruk.
Keterjebakan itu menyeretku dalam keterpakuan, tak kreatif.
Dulu, kata aksara begitu mudah tak beda kata terucap
Ini buruk, sungguh. Tak beda berita di televisi....