#44

19:04

“Teman-teman tahu apa itu alay?” tanyaku pada saat berbincang-bincang dengan sejumlah mahasiswa di salah satu kampus di Purwokerto, Banyumas Jawa Tengah, hari Minggu pagi ini.
Dikira tengah bercanda, lantaran awal pembicaraan bukan mengenai masalah itu, tak ada yang menjawab langsung pertanyaan itu. Mahasiswa, yang secara kebetulan, kebanyakan merupakan kaum hawa itu justru saling melempar pandang. “Ayo jawab aja, pasti tahu kan?” lanjutku.

Mendengar hal itu, satu orang menjawab, “anak layangan mas,” tutur perempuan mungil berkerudung. Mendapati jawaban itu, teman-teman yang lainnya mengiyakan.

“Ah, apa iya? Beneran alay itu anak layangan. Bukan anak lebay? Hayoo,” kataku mencoba memancing. Mendapati pernyataan itu, mereka malah kembali saling melempar pandangan, sambil saling komat-kamit mencari jawaban dari rekan-rekannya.

“Loh gimana ini? Kan kalian udah biasa ngomong soal alay. Menyebut orang lain alay. Kok sekarang malah bingung apa itu alay? Hayo apa akronim alay, anak layangan apa anak lebay?” tanyaku sedikit mencecar. Mereka hanya senyam-senyum.

[27/11/2011]

You Might Also Like

2 komentar

  1. alay menurutku juga anak lebay,,
    dan setiap org pasti pernah alay,,

    karena alay proses menuju kedewasaan,,,heheheh

    BalasHapus
  2. hahaha. yang lebay yang hidup. hehe.

    BalasHapus