#73

14:38

Baiklah. Tahun 2014 memang segera habis, dalam hitungan hari. Dengan menggunakan sudut pandang optimis, menyambut kedatangan tahun 2015 tentu kudu dilakukan. Kata "menyambut" di sini tentu tidak hanya berbicara soal persiapan Malam Tahun Baru 2015.


Saya belum tahu, apakah penting untuk membahas hal yang mendasar nan esensial dari proses pergantian tahun di sini. Sebab, memang lebih asyik menatap dan menikmati yang hingar bingar (sekalipun sebentar), dibanding berbicara sesuatu yang besar tapi tak jelas.

Tapi, saya ingin membahas soal penyambutan pergantian tahun yang lebih esensial. Yang saya maksud dengan sesuatu yang esensial adalah menyambut kedatangan tahun 2015 dengan menyusun sederet Resolusi 2015. Ah, gagah sekali bisa menyebut Resolusi 2015.

Jujur saja, saya belum lama mengenal perihal resolusi. Saya mengenal dari beberapa teman yang berkacamata optimistik dan suka berencana. Untuk jenis manusia yang "mengalir", bagi saya, resolusi cuma semacam pekerjaan yang diada-adakan.

Disebut percuma ya karena setelah dirancang sedemikian banyak, hingga banyak larik, di ujung tahun, toh saat pergantian tahun depan tetap banyak yang tidak terwujud. Ya, mungkin bisa jadi akan banyak alasan yang jadi penyebabnya, tapi kan tetap saja tidak terwujud resolusi itu.

Akan tetapi, beberapa hari ini, saya mempertimbangkan perlunya untuk membuat resolusi. Alasannya untuk belajar fokus melewati tahun 2015. Tahun dimana saya menilai akan banyak dinamika dalam diri, kota Purbalingga maupun Indonesia.

Tetapi, sampai sekarang, ya kertas catatan masih saja kosong. Tentang Resolusi 2015 masih menggantung sekali.

You Might Also Like

0 komentar