Sobekan Kertas

Kamu dan Kali Terakhir

20:08

Melangkah maju untuk melupakan. Namun, apa
yang harus dilupakan. kenapa  harus dilupakan.
"Mungkin ini benar-benar terakhir kali kita bertemu," kata perempuan yang duduk di sampingku. Dia mengatakannya seraya membenarkan posisi duduknya di atas tikar plastik. Perempuan bertubuh kecil itu menyender pada pintu besi sebuah toko yang tutup sedari sore.


Sambil memalingkan pandangannya dari jalanan yang masih saja sangat ramai lalu lalang kendaraan, ia tersenyum. Temaram lampu jalan seakan menjadi lampu soroti panggung bagi kami berdua. Dimana, di panggung tersebut, ada alur cerita yang sangat rumit namun singkat.

Catatan Kecil Hari ini

#52

18:18

Rasanya, tak mudah hidup di jaman sekarang. Galau.
Galau. Kata itu, sudah tentu tak asing di telinga. Sebab, kata yang terdiri dari lima huruf itu kerap digunakan banyak orang, dalam rentang waktu beberapa tahun terakhir ini. Entah siapa yang mempopulerkan kembali, kata yang sebenarnya, seperti akan lenyap itu. Yang pasti, kata singkat itu sudah lengket di lidah.


Apalagi, sejak kata "galau" selalu menghiasi media massa. Mulai dari televisi hingga berbagai varian media cetak. Bahkan, belakangan, kata "galau" seakan sudah mendapat tempat khusus tersendiri dalam kamus kegaulan di negeri ini.

Catatan Kecil Hari ini

#51

19:04

Koleksi foto profil yang cuma itu-itu saja
Beberapa hari terakhir, sering sekali berganti-ganti foto profil di Facebook. Dalam sepekan kemarin, sudah ada tiga foto yang digilir secara acak dan sangat menyesuaikan selera pribadi. Mulai dari foto yang memajang pose bersama tokoh pewayangan, Petruk, hingga pose khas coverboy jaman baeheula

Namun, ternyata, mengganti foto profil tidak mudah. Butuh pemahaman bahwa foto yang bakal nongol di beranda itu akan dilihat banyak orang. Yang mana, tak selamanya responnya adalah memuji, bisa saja "muak" seperti tanggapan teman-temanku.

Catatan Kecil Hari ini

#50

19:20

Warga Desa Majapura, Kecamatan Bobotsari mulai membenahi
atap rumah meski angin masih kencang berhembus, Rabu (26/1).
Sejak awal pekan ini, angin kencang melanda kota kelahiran, Purbalingga. Dalam hitungan hari, bahkan jam, udara yang bergerak itu, berhasil memporak-porandakan segalanya. Mulai dari kandang ayam sampai dengan rumah. Setidaknya, menerbangkan ratusan seng milik warga.


Kejadian itu lantas membikin heboh media massa. Mulai dari media cetak, online bahkan televisi. Terlebih, kejadian tersebut tidak hanya terjadi di Kota Perwira. Namun juga terjadi hampir di banyak kota. Sejumlah media menyebut, fenomena itu buah dari badai matahari.

Catatan Kecil Hari ini

#49

17:41

"Mas, mau minta pin Blackberry (BB) dong," kata perempuan itu. Senyum mengembang di wajah lelahku. Sembari tetap berusaha tersenyum aku menjawab singkat pertanyaan dua perempuan, yang juga tersenyum itu. "Wah, sayangnya, saya nggak punya BB loh."

Untuk menjawab pertanyaan sederhana, dengan jawaban sederhana itupula, aku membutuhkan jeda beberapa detik. Jeda untuk menghilangkan rasa mirip sebuah shock. Terkejut karena, ternyata, pada akhirnya, aku akan mendapatkan pertanyaan itu juga.

#48

18:28

Jujur saja, aku selalu mengagumi perempuan. Bukan karena perempuan itu lawan jenisku. Tentu bukan lantaran perkara itu saja. Melainkan karena di diri perempuan itu selalu tersimpan kerumitan-kerumitan. Yang mana  sekalipun sudah bisa diketahui, namun tetap sukar dijelaskan lantaran ada semacam labirin di dirinya.

Belum paham betul dengan sosok perempuan, belakangan aku dibikin bingung dengan ulah perempuan. Perbuatan yang aku sendiri belum bisa menilainya, apakah itu negatif atau justru positif. Pertanyannya begini, kenapa para kaum hawa tak suka dengan foto lurus dari arah depan?

Catatan Kecil Hari ini

#47

17:04

Terkadang, membaca surat rahasia jauh lebih indah 
daripada baca trending topic di media jejaring sosial
apalagi mengikuti gosip.
Kamis (19/1) lalu, seorang perempuan berbagi beberapa bait puisi untukku. Dia mengirimkan puisi itu melalui pesan singkat. Kata dia, puisi itu untukku. Begini puisinya;