#4
10:12"Kalian punya cerita kekonyolan apa yang bisa diceritain?"
Pertanyaan itu Firdaus yang melontarkan, siang itu di kumpulan perdana Pelopor di Barak Kopkun. Ada lima orang yang mendapat pertanyaan itu. Termasuk aku, yang nggak ngira bisa dapet pertanyaan itu.
Banyak jawaban, ternyata. Masing-masing punya cerita sendiri-sendiri. Tapi, kalo diliat-liat, nggak semuanya berbau kekonyolan. Ada yang cerita soal cewenya yang cantik-cantik, tapi udah mantan. Cerita soal pengalamannya dianggap jadi babyface. Ada juga yang kakaknya nggak pulang-pulang, kayak bang toyib. Cuma bedanya kalo kakaknya ini pergi lantaran disantet.
Huh. Aneh-aneh deh pokoknya. Tapi, sempet bikin ketawa juga sih.
Nah, kalo aku sih nggak ngomongin soal kekonyolan dalam arti konyol yang sebenernya. Soalnya aku masih susah mendefinisikan kekonyolan itu apa. Tiap-tiap otak punya definisi sendiri-sendiri kan. Dan nggak semua otak sama.
Ketimbang cerita kekonyolan yang secara frontal, aku milih cerita soal kebaruan. Semua hal-hal baru yang selama ini aku laluin. Terutama sedari mulai kuliah, sampai aku negtik tulisan ini. Buat aku sendiri, hal-hal baru itulah yang membikin aku malah ngelakuin hal-hal yang konyol. Mungkin malah dilabeli konyol.
Mulai dari masuk Jurusan Komunikasi padahal pilihan ketiga. Jadi kameramen dokumentrasi acara dadakan. Ikutan Lembaga Pers Mahasiswa. Kenal temen-temen yang sebanyak ini di sekitarku. Sampai ngerjain Skripsi yang idenya aja nemu di kantin.
Hm, aku nggak ngerti bakal kayak apaan aku ini jadinya kalo aku ini nggak berani ngelakuin hal-hal yang baru. Berprinsip katak lebih baik dalam tempurung.
Mungkin ini yang disebut pengalaman adalah guru yang paling baik. Yah, itulah yang sedang terjadi, mungkin.
Dan sekarang, aku lagi keranjingan cerita-cerita yang menarik dari teman-temanku. Aku hampir selalu melihat, mencuri dengar, bahkan malah beberapa kali bertanya, siapa tau dapat cerita-cerita menarik, baru ataupun konyol.
Nah, kalian punya cerita apa yang bisa aku dengerin? Aku selalu punya banyak waktu buat itu!!
24-05-2010
Pertanyaan itu Firdaus yang melontarkan, siang itu di kumpulan perdana Pelopor di Barak Kopkun. Ada lima orang yang mendapat pertanyaan itu. Termasuk aku, yang nggak ngira bisa dapet pertanyaan itu.
Banyak jawaban, ternyata. Masing-masing punya cerita sendiri-sendiri. Tapi, kalo diliat-liat, nggak semuanya berbau kekonyolan. Ada yang cerita soal cewenya yang cantik-cantik, tapi udah mantan. Cerita soal pengalamannya dianggap jadi babyface. Ada juga yang kakaknya nggak pulang-pulang, kayak bang toyib. Cuma bedanya kalo kakaknya ini pergi lantaran disantet.
Huh. Aneh-aneh deh pokoknya. Tapi, sempet bikin ketawa juga sih.
Nah, kalo aku sih nggak ngomongin soal kekonyolan dalam arti konyol yang sebenernya. Soalnya aku masih susah mendefinisikan kekonyolan itu apa. Tiap-tiap otak punya definisi sendiri-sendiri kan. Dan nggak semua otak sama.
Ketimbang cerita kekonyolan yang secara frontal, aku milih cerita soal kebaruan. Semua hal-hal baru yang selama ini aku laluin. Terutama sedari mulai kuliah, sampai aku negtik tulisan ini. Buat aku sendiri, hal-hal baru itulah yang membikin aku malah ngelakuin hal-hal yang konyol. Mungkin malah dilabeli konyol.
Mulai dari masuk Jurusan Komunikasi padahal pilihan ketiga. Jadi kameramen dokumentrasi acara dadakan. Ikutan Lembaga Pers Mahasiswa. Kenal temen-temen yang sebanyak ini di sekitarku. Sampai ngerjain Skripsi yang idenya aja nemu di kantin.
Hm, aku nggak ngerti bakal kayak apaan aku ini jadinya kalo aku ini nggak berani ngelakuin hal-hal yang baru. Berprinsip katak lebih baik dalam tempurung.
Mungkin ini yang disebut pengalaman adalah guru yang paling baik. Yah, itulah yang sedang terjadi, mungkin.
Dan sekarang, aku lagi keranjingan cerita-cerita yang menarik dari teman-temanku. Aku hampir selalu melihat, mencuri dengar, bahkan malah beberapa kali bertanya, siapa tau dapat cerita-cerita menarik, baru ataupun konyol.
Nah, kalian punya cerita apa yang bisa aku dengerin? Aku selalu punya banyak waktu buat itu!!
24-05-2010
0 komentar