Sebagian pesan "selamat" di dinding Facebook. Dari
1000 teman di Facebook, hanya 80 teman yang kirim ucapan di dinding. Yang lain, siapa? |
Diiring dengan lagu bertajuk "I Love You" yang dilantunkan Avril Lavigne, aku ingin melanjutkan cerita tentang pengalaman ulang tahun kemarin. Setelah sebelumnya berbicara soal "doa yang ditukar" dan doa "cepat nikah", sekarang mau berbicara soal lain, yang tak kalah menarik.
Selain isi ujaran-ujaran indah, ada yang tak kalah menarik dalam sehari kemarin. Yakni cara keluarga, teman-teman dan yang terkasih menyampaikan kalimat ucapan. Yang disadari atau tidak, dari tahun ke tahun, selalu ada perubahan.
"Terimakasih atas doa dan ujaran yang indah, Selasa kemarin. Sungguh, sekalipun 'keramaian' di kotak masuk hape dan dinding Facebook, hanya satu tahun sekali, semua itu sungguh indah. Terimakasih." begitu aku berujar pada dinding Facebook.
Makan-makan? Duitnya sapa nih? |
24 tahun. Selama itu, hidup di salah satu sudut dunia. Tepat 14 Februari 2012 lalu. Banyak cerita yang aku alami sejauh 24 tahun ini. Bahkan, tak perlu 24 tahun, dalam satu Selasa saja, aku sudah mendapatkan banyak hal.
Salah satu hal yang aku maksud, yakni tentang kata-kata ucapan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, orang-orang yang dekat, yang disayangi, yang dikenal, menyampaikan segala asa positifnya. Doa-doa yang sudah tentu sudah menjadi khas dalam sekali setahun.
Dalam doa-doa yang mereka utarakan, ada yang berkata soal lompatan menjadi lebih baik, menjadi lebih sukses baik dalam hal rejeki, pekerjaan atau cita-cita. Semua ujaran-ujaran itu sangat positif. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang berhasil membuat aku tersenyum. Salah satunya; cepet nikah yah!
Goyang secara berlebihan, membuat panggul tak enak dilihat |
Pagi ini, sembari menikmati sedikit sarapan, tivi kembali jadi teman terbaik. Meski harus berulangkali merubah chanel, tetap saja, tivi dipilih menjadi rekan menghilangkan nafsu makan di pagi hari. Program tivi, Dahsyat menjadi coba ditonton.
Si pembawa acara membuka acara tivi yang sedikit banyak menjadi ruang bagi orang-orang yang disebut alay. Salam pembukaan terucap. Tak lama kemudian, si presenter perempuan langsung saja melancarkan kata-kata bergombal ria kepada presenter pria.
"Kamu tahu nggak bedanya monas sama kamu? Kalau monas milik negara, kamu milik aku," begitu ucap perempuan berbadan mungil itu. Ia mengatakannya dengan ekspresi kaku dan kata-kata yang diucapkan dengan sedikit terbata-bata.
Mayoritas orang memilih curhat sebagai tempat membuang beban masalah |
Rasanya, saat curhat, aku tampak lemah
Seperti orang yang tak mampu menangkis godaan uang
Koruptif; brangasan
Aku ingin curhat, tapi ragu
Nanti, bisa-bisa dituduh meniru-niru mengambil trade mark
Bukankah, belakangan Presiden SBY hobi curhat
Sementara aku tak simpati padanya
Aku ingin curhat, tapi ragu
Namun, aku enggan dilabeli; galau detected
Label aneh yang marak disebut, mesti entah apa artinya, kini
Aku cuma ingin sedikit bercerita
sumber: google.com |
Sabtu (4/2) sore kemarin, aku berbicang-bincang dengan dua orang teman. Keduanya lelaki. Dan karena keengganan menyebut merek, aku juga enggan menyebut nama mereka secara terang-terangan. Setidaknya, demi menjaga nama baik mereka dari label; biang gosip.
Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit dan kemudian hitungan berganti jam. Di luar masih gerimis, saat entah bagaimana ceritanya, pembicaraan mengenai berbagai hal tersebut, beralih berbincang soal golongan darah dan karakter diri. Materi obrolan yang klise, namun ternyata menarik untuk dibahas dan ditertawakan.
Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit dan kemudian hitungan berganti jam. Di luar masih gerimis, saat entah bagaimana ceritanya, pembicaraan mengenai berbagai hal tersebut, beralih berbincang soal golongan darah dan karakter diri. Materi obrolan yang klise, namun ternyata menarik untuk dibahas dan ditertawakan.
Kebetulan, kami bertiga, berbeda-beda golongan darahnya. A, B dan AB. Kalau aku pemilik golongan darah AB. Berdasarkan komik golongan darah, seorang teman bergolongan darah B menjelaskan satu persatu karakter dan keterkaitan dengan golongan darahnya.
Hari ini, menyelesaikan pekerjaan, lebih cepat dari biasanya. Bahkan mungkin tiga kali lebih cepat dari waktu yang biasa. Jika biasanya, jam dua siang aku baru memasuki ruang kerja lantas memainkan jari-jari di atas keyboard, maka Kamis siang ini, jam segitu, aku sudah pulang.
Mulanya, alasannya sederhana saja. Aku hanya sedang bosan berada di kursi yang sama hingga malam menjelang. Jadi ya sudah, aku memilih mempercepat kerja dari yang biasanya. Dan, ternyata, sangat bisa dilakukan.
Mulanya, alasannya sederhana saja. Aku hanya sedang bosan berada di kursi yang sama hingga malam menjelang. Jadi ya sudah, aku memilih mempercepat kerja dari yang biasanya. Dan, ternyata, sangat bisa dilakukan.
Pekerjaan selesai, lantas menuju Purwokerto. Sebenarnya, tak ada niatan khusus untuk ke Kota Satria. Sebab, aku juga sudah berulangkali bilang dengan teman-teman; aku tak punya alasan lagi untuk ke Purwokerto, tak ada teman. Tapi kali ini, ingin saja ke Purwokerto.
Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Sajak singkat yang bercerita tentang senyummu
Senyum yang selalu muncul sembunyi-sembunyi
Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Merangkai untaian kata-kata demi melepas penatmu
Yah, meski kau selalu bilang; gombal!
Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Kalimat sederhana yang menggugah segala perasaanmu
Menggugah hingga kau mengalihkan kerisauanmu
Ingin membikin sajak tentangmu, nona
Sajak yang terucap dengan lidah kelu dan grogi setengah mati
Tapi tetap saja kau mencubit dan memukul, dengan malu-malu